Makam Mbah Buyut Sona, yang terletak di Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, dulunya dikenal sebagai tempat angker dan jarang dijamah manusia. Kini, makam yang berjarak sekitar 25 kilometer dari pusat Kota Jombang ini telah menjelma menjadi destinasi wisata religi yang menarik banyak pengunjung.
Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus menempuh jalan tanah yang masih menantang. Namun, setibanya di sana, suasana religi dan kearifan lokal terasa kental. Makam ini berada di titik tertinggi dan dikelilingi pohon rimbun, menciptakan nuansa sakral yang dulu dianggap mistis.
Menurut Sugeng, salah satu tokoh desa, perubahan besar dilakukan untuk merawat dan menghidupkan kembali warisan leluhur. “Kami bangun makam ini untuk menghormati pendahulu, terutama Mbah Buyut Sona yang dikenal sebagai penyebar agama di wilayah Kabuh,” ungkapnya.
Tak hanya Mbah Buyut Sona, ada tujuh makam lainnya di lokasi tersebut, termasuk Mbah Joyo dan istrinya, Nyi Ayu. Cerita rakyat menyebutkan bahwa Mbah Joyo adalah orang pertama yang menempati daerah itu. Mbah Buyut Sona, yang diyakini berasal dari Kerajaan Champa, kemudian menikah dengan adik Mbah Joyo, yaitu Nyi Ayu.
Nama asli Mbah Buyut Sona diyakini adalah Sonan. Namun, karena mayoritas warga setempat dulunya adalah orang Madura, pelafalan pun berubah menjadi “Sona.”
Kini, makam ini tak lagi diselimuti aura angker. Sebaliknya, ia menjadi tempat yang penuh dengan nilai spiritual dan sejarah. Tokoh masyarakat setempat pun mengingatkan agar pengunjung menjaga etika dan tidak melakukan aktivitas di luar norma saat berziarah.