Blogger Jateng

Kisah Mistis Pesugihan Kain Kafan dan Dampak Seramnya

Kehidupan manusia di dunia ini sering kali penuh dengan keinginan dan tekad untuk mencapai kesejahteraan. Dalam upaya ini, beberapa individu berani melakukan tindakan ekstrem, termasuk merampok kuburan dan mengusik ketenangan orang yang telah meninggal. Salah satu contohnya adalah kisah Parman (bukan nama sebenarnya), seorang nelayan yang mencuri kain kafan mayat demi pesugihan.

Parman melakukan tindakan nekat ini karena tekanan hidup yang dialaminya. Dia tergoda untuk mengikuti jejak seorang teman yang sukses dalam pesugihan dengan cara serupa. Bagi Parman, mengambil kain kafan atau mori dari mayat yang meninggal pada malam Jum'at Kliwon atau Selasa Kliwon adalah cara termudah dan sederhana untuk memperoleh kekayaan.

Tentu saja, tindakan ini tidak hanya melibatkan risiko nyawa, tetapi juga risiko konflik dengan makhluk halus. Parman harus berjuang mati-matian saat menggali kuburan tanpa menggunakan alat bantu, hanya tangan kosong. Selain itu, dia harus bertarung dengan mayat yang memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dari manusia biasa. Kain kafan harus diambil dengan cepat dan hati-hati.

Setelah berhasil mengambil kain kafan, Parman kemudian menggunakan mori ini sebagai media pesugihan. Ritualnya melibatkan penyalaan mori pada malam Jum'at Kliwon atau Selasa Kliwon pukul dua belas malam, dengan doa-doa khusus. Ini akan mengundang roh mayat yang datang untuk meminta kembali kain kafannya. Parman kemudian akan meminta sesuatu sebagai tebusan, seperti kekayaan atau barang lainnya.

Namun, tindakan Parman tidak berhenti di situ. Dia terus melakukan ritual ini berulang kali, dengan janji-janji palsu dan penipuan kepada roh-roh mayat yang sudah tidak tenang. Dia menggunakan pesugihan ini untuk membangun kekayaan dan status sosialnya, menjadi seseorang yang kaya dan terhormat di kampungnya.

Namun, tindakan Parman yang serakah ini akhirnya berbalik menimpanya. Dalam satu insiden, kapal penangkap ikan yang dia beli tenggelam dalam badai. Rumahnya pun terbakar habis. Semua kekayaan yang dia peroleh melalui pesugihan tiba-tiba hilang. Parman merasa stres dan kecewa, dan dia kembali menjadi orang miskin yang hidup dari orang lain.

Pada akhirnya, Parman menyadari kesalahan besar yang pernah dia lakukan. Dia merasa terhantui oleh roh-roh mayat yang pernah dia ganggu. Dia sadar bahwa perbuatan tersebut adalah sebuah dosa besar. Dia meminta maaf dan berharap agar orang lain tidak mengikuti jejaknya. Kisah Parman menjadi pelajaran tentang betapa pentingnya menghormati kehidupan dan ketenangan orang yang telah meninggal, serta bahwa segala sesuatu sudah ditakdirkan oleh Tuhan.

Ini adalah pengingat bahwa mencari kekayaan dengan cara yang tidak benar akan selalu berakhir dengan akibat yang buruk, tidak hanya bagi individu yang melakukannya, tetapi juga bagi mereka yang terlibat dalam tindakan tersebut.

Sumber : Subur Suseno (misteri online)