Blogger Jateng

Mustika Ular Pemberian Datu Amin Kelaru

Artikel ini menggambarkan kepercayaan masyarakat Suku Dayak Benuag dan Tunjung terkait dengan mitos dan keberadaan makhluk halus yang mereka sebut sebagai "Roh." Mereka meyakini bahwa leluhur mereka melakukan kesalahan yang menyebabkan mereka berubah bentuk dan tersebar di Pulau Borneo. Makhluk halus ini memiliki tugas dan fungsi tertentu di berbagai alam, seperti langit, bumi, dan air.


Masyarakat Dayak meyakini bahwa hubungan antara manusia dan makhluk halus ini sangat erat, tetapi hanya bisa dirasakan oleh mereka yang masih menghargai alam dan menjaga ketaatan terhadap roh-roh tersebut. Mereka percaya bahwa ketaatan akan membawa berkah, sementara ketidaktaatan bisa berakibat buruk.

Artikel ini juga membahas ilmu magis dalam budaya Dayak, yang terbagi menjadi ilmu magis panas dan dingin. Ilmu magis panas digunakan untuk mencelakakan orang, sedangkan ilmu magis dingin digunakan untuk mengantisipasi dan mengobati ilmu magis yang dipasang oleh pihak lawan.

Mustika ular, sebuah benda yang dipercayai memiliki kekuatan atau kesaktian, juga disebutkan dalam artikel ini. Mustika ini diyakini memiliki kekuatan gaib tinggi dan digunakan dalam pengobatan serta berbagai hal lainnya, seperti penglarisan dagang dan perlindungan gaib.

Selain itu, artikel ini mencerminkan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat Dayak melakukan praktik memberi sesaji sebagai tali asih antara sesama makhluk ciptaan Tuhan. Namun, ada juga perdebatan di masyarakat mengenai praktik ini.

Akhirnya, artikel ini mengisahkan bahwa mustika ular diwariskan dari kakek kepada cucunya, Bung Dani-i-Dani, yang menggunakan mustika tersebut untuk pengobatan dan keperluan ekonomi, seperti penglarisan dagang. Setiap Jumat, Bung Dani-i-Dani memberikan sesaji sebagai bentuk penghormatan kepada mustika ular dan praktik ini terus berlanjut hingga saat ini.
Oleh:Goenawan WE
Dimuat di Majalah Misteri edisi 511 20 Apr – 04 Mei 2011
p