Gunung Pucangan, terletak di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menyimpan misteri dan legenda yang mengelilinginya. Salah satu cerita legenda yang dikenal luas adalah tentang Dewi Kilisuci, putri Raja Airlangga yang menolak cinta Lembu Suro dan Mahesa Suro, dan akhirnya dianggap sebagai asal muasal Gunung Kelud. Namun, ada versi lain dari legenda Dewi Kilisuci yang menambahkan kebingungannya.
baca juga : Mustika Ular Pemberian Datu Amin Kelaru
Menurut cerita pertama, setelah penghianatan cinta yang tragis, Dewi Kilisuci memutuskan untuk menyendiri di Goa Selomangleng di wilayah Kediri. Dia menolak untuk menjadi pewaris tahta Kahuripan hingga akhirnya mencapai moksa di goa tersebut. Namun, cerita kedua, yang muncul dalam beberapa artikel, mengatakan bahwa salah satu makam di Gunung Pucangan, Kabupaten Jombang, adalah makam Dewi Kilisuci.
Terlepas dari perbedaan dalam legenda Dewi Kilisuci ini, satu hal pasti: tanah Jawa kaya akan cerita rakyat yang unik, mistis, dan misterius yang telah berlangsung selama berabad-abad. Gunung Pucangan sendiri adalah salah satu tempat yang memelihara cerita-cerita lama ini.
Gunung Pucangan, yang terletak di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, tidak hanya memiliki satu, tetapi dua makam yang dipercayai sebagai makam Dewi Kilisuci dan Eyang Sakti. Selain kedua makam tersebut, ada juga 11 makam lainnya di Gunung Pucangan, sehingga total terdapat 13 makam yang keramat.
Baca Juga : Aku Terpaksa Menikah Dengan Genderuwo
Menurut legenda, ketika Dewi Kilisuci menolak untuk menjadi Ratu Kediri atas permintaan ayahnya, Raja Airlangga, dia meninggalkan Kerajaan Kahuripan dan memulai perjalanan. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan Eyang Sakti, seorang tokoh pembabat Alas Pucangan.
Pertemuan ini mengubah nasib Dewi Kilisuci, dan dia memutuskan untuk tinggal dan menetap di padepokan Eyang Sakti di Gunung Pucangan hingga akhir hayatnya. Makam Dewi Kilisuci, yang memiliki nama asli Sanggramawijaya Dharmaprasada Tunggadewi, menjadi tempat ziarah yang dikunjungi hingga saat ini.
Selain makam Dewi Kilisuci, Gunung Pucangan juga menyimpan makam-makam lain yang memiliki cerita menarik. Misalnya, makam Maling Adiguna, makam Eyang Ronggo, dan makam Eyang Sakti atau Maling Cluring. Menurut cerita yang beredar di masyarakat, Eyang Sakti diberi julukan "Maling Cluring" karena sifat baik hatinya. Ia sering mencuri dari orang-orang kaya atau saudagar yang menindas rakyat, kemudian membagikan hasil curiannya kepada orang-orang miskin.
Tindakan baik hati Eyang Sakti ini membuatnya dihormati hingga saat ini. Karena itu, makamnya dan makam Dewi Kilisuci sering dikunjungi oleh para peziarah yang datang mencari berkah.
Gunung Pucangan, terletak di Desa Cupak, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, adalah tempat yang penuh misteri dan keunikan. Di tengah kebingungan antara dua versi legenda Dewi Kilisuci, Gunung Pucangan tetap menjadi tempat yang menarik dan dihormati oleh masyarakat setempat. Keajaiban dan kepercayaan spiritual terus melekat pada tempat ini, menjadikannya salah satu cerita yang kaya dalam sejarah Jawa yang telah berlangsung selama berabad-abad. Untuk mencapainya, Anda dapat menempuh perjalanan sekitar 28,5 kilometer dari Jombang Kota, ke arah utara, dengan waktu tempuh sekitar satu jam.