Blogger Jateng

Misteri Pesugihan Gunung Kemukus

Gunung Kemukus
Cinta terlarang selalu memiliki daya tarik yang misterius dan seringkali berujung pada tragedi. Salah satu kisah cinta terlarang paling tragis dalam sejarah adalah kisah Pangeran Samudro dari kerajaan Majapahit atau mungkin zaman Pajang, yang jatuh cinta kepada ibunya sendiri, Dewi Ontrowulan. Kisah ini memilukan dan menyisakan misteri hingga hari ini.

Pangeran Samudro, seorang bangsawan yang tampan dan karismatik, memiliki cinta yang tak seharusnya muncul dalam hatinya, yakni cinta kepada ibunya sendiri. Ketika ayahanda Pangeran Samudro mengetahui hubungan terlarang ini, kemarahannya tak terbendung. Ia mengusir putranya dari istana dan dari kerajaan, meninggalkan Pangeran Samudro dalam kenestapaannya.

Dalam usahanya untuk melupakan kesedihan yang mendalam, Pangeran Samudro memutuskan untuk menjelajahi dunia. Perjalanan panjangnya akhirnya membawanya ke Gunung Kemukus, tempat yang menjadi saksi atas peristiwa tragis yang akan terjadi.

Tak lama setelah itu, Dewi Ontrowulan, ibu yang dicintainya dengan begitu mendalam, merindukan putranya yang terbuang. Kerinduan ini menghantarkan ibu dan anak ini ke Gunung Kemukus, tempat yang seharusnya menjadi tempat penyatuan mereka. Namun, takdir telah menentukan jalannya.

Sebelum mereka bisa melanjutkan hubungan yang salah itu, penduduk sekitar memergoki mereka. Kemarahan dan moralitas masyarakat meledak dalam tindakan mengerikan. Pangeran Samudro dan Dewi Ontrowulan dilemparkan ke dalam kubangan maut oleh orang-orang yang terkejut dan marah, mengakhiri hidup mereka dalam cara yang tragis.

Keduanya kemudian dikubur dalam satu liang lahat di Gunung Kemukus, tempat yang kini menjadi saksi bisu atas kisah tragis mereka. Namun, kisah ini tak berakhir di situ. Pangeran Samudro, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, meninggalkan pesan yang misterius dan mengandung kutukan. Ia berjanji bahwa siapa pun yang mampu melanjutkan hubungan suami-istrinya yang tidak sempat terlaksana akan memiliki semua permintaannya dikabulkan, sebagai bentuk penebusan atas dosanya.

Kisah ini mengingatkan kita akan bahaya cinta yang tak terkendali dan mengajarkan bahwa tindakan-tindakan yang salah akan selalu memiliki konsekuensi yang tragis. Pangeran Samudro menjadi contoh bagi kita semua untuk tidak mengikuti jejaknya yang kelam, karena tragedi ini tidak hanya menghancurkan hidupnya, tetapi juga mempengaruhi tempat yang menjadi saksi atas kisah mereka yang tragis. Gunung Kemukus, yang seharusnya menjadi tempat suci, kini menjadi tempat operasi para wanita malam, yang mengabaikan nilai-nilai moral dengan dalih menjadi peziarah. Kisah ini tetap menjadi misteri dan peringatan bagi kita untuk menjauh dari jalan yang kelam dan tak benar dalam cinta.