Ada sebuah cerita menarik yang didapat kala mengunjungi objek
wisata Pantai Watu Ulo. Tidak hanya pesona alam khas pesisir pantai
namun juga unsur budaya dan mistis yang kental di pantai ini.
Mitos yang tersohor di pantai ini memang terkait Watu Ulo atau dalam
bahasa berarti Batu Ular yang mengacu pada susunan batu memanjang dari
pesisir pantai ke lautan, yang berbentuk seperti badan ular.
Susunan batu tersebut ini diyakini adalah potongan badan dari nogo
rojo (ular raksasa yang menghuni Watu Ulo) yang dibunuh oleh Mursodo dan
memotong tubuhnya menjadi tiga bagian yang salah satunya berbentuk Watu
Ulo di pantai ini.
"Ini badannya yang di Watu Ulo, lalu kepalanya di Grajagan,
Banyuwangi, dan ekornya entah ini benar atau salah ada di Pacitan,"
terang Anshori, penjaga pantai Watu Ulo yang ditemui merdeka.com Minggu (7/9).
Selain membeberkan mitos terkait susunan batu di pantai tersebut,
Anshori juga mengungkapkan siapa sebenarnya Nyi Roro Kidul, penguasa
segoro kidul (pantai selatan) yang mana Watu Ulo masuk dalam salah satu
jajaran gugusan pantainya.
"Saya tahu siapa sebenarnya Nyi Roro Kidul, dia adalah Nawang Wulan yang kembali ke Bumi dari kayangan" ujar Anshori.
Nawang Wulan sendiri terkenal dalam legenda Jaka Tarub
sebagai
bidadari yang turun dari kayangan ke sebuah telaga dan singkat cerita
menikah dengan Jaka Tarub. Sayangnya, kala memutuskan untuk kembali ke
kayangan, ternyata Nawang Wulan di tolak dan akhirnya kembali ke Bumi.
Dipercayai kisah Jaka Tarub dan Nawang wulan ini terjadi di wilayah,
Widodaren, Ngawi Jawa Timur karena adanya petilasan makam Jaka Tarub di
desa tersebut.
Menurut cerita legenda, memang disebutkan jika Nawang Wulan yang
ditolak masuk kayangan oleh seluruh penghuni kayangan akhirnya menjadi
penguasa laut kidul karena dia sudah tidak layak untuk tinggal di
kayangan, tetapi juga tidak pantas untuk kembali tinggal di antara
manusia di Bumi.
Semenjak saat itu, Nawangwulan dikenal dengan nama Nyi Roro Kidul.
Tak salah jika banyak yang bilang Nyi Roro Kidul itu berparas cantik
rupawan, karena sejatinya adalah seorang bidadari dari kayangan.
Terlepas dari adanya kesan mistis yang melingkupi keberadaan pantai
berpasir gelap ini, geliat industri wisata di pantai ini cukup subur
dengan banyaknya wisatawan yang hadir dan cukup lengkapnya fasilitas
penunjang seperti penginapan, restoran, dan toko aksesoris.